Selamat Datang Di Blog Saya

Semoga menambah kebaikan untuk semua


Rabu, 22 Juni 2011

Aku & KAMMI

Aku dan KAMMI
Nopember 2006 tepatnya tanggal 24 episode kehidupanku di KAMMI dimulai dengan mengikuti Dauroh Marhalah I (DM) gelombang pertama. Sebelumnya aku tidak pernah berfikir bahwa KAMMI akan menjadi tempat kuliahku yang ke-2 setelah di jurusan pendidikan Biologi. Sulit dipercaya memang. Tapi semuanya berjalan dengan penuh Duka, suka & cita.
Aku masih ingat DM seangkatanku adalah DM terbanyak di masanya, mencapai ±30 orang. Tapi lama kelamaan mereka ibarat daun, yang setelah menguning satu persatu berguguran. Dan tinggalah aku dan satu orang saudariku yang masih bertahan. Entah apa gerangan yang membuat mereka pergi. yang jelas aku telah melewati setiap episode kehidupan yang luar biasa di KAMMI. Dan aku masih bertahan. Meskipun begitu, bukan berarti aku menjalani setiap episode dijalan ini tanpa ada ujian, banyak godaan dan rintangan yang harus aku hadapai disini. Bahkan kata “ingin mengundurkan diri, ingin fokus kuliah” kerap aku sampaikan kepada pengurus. Tapi mereka tidak menghiraukan keinginanku, mereka malah mengirimkan orang yang tidak lain “kaderisasi” untuk mengajakku kembali bersama-bersama. Mereka kerap mengatakan bahwa KAMMI tidak hanya organisasi biasa, tetapi KAMMI adalah wajihah dakwah, menyeru manusia kejalan yang benar, lantas apakah kita masih akan bisu dan tuli? sedangkan Allah telah memberikan tugas kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-anfal ayat 22; “Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti” (Q.S:8:22)
Sejenak aku terhenyak, hah! aku jadi dilematis kalau sudah di tausiahi begitu. Aku jadi berfikir, betapa egoisnya aku yang hanya memikirkan hidup untuk diri sendiri, tanpa melihat di luaran sana umat menanti kontribusiku (ya walaupun sebenarnya hanya bisa membebani wajihah ini). Dan akhirnya akupun memutuskan untuk kembali, dengan segala kesadaranku, bahwa aku memang tidak bisa melakukan banyak hal untuk dakwah, untuk banyak orang, untuk KAMMI, tapi setidaknya dengan aku berada disana, aku banyak belajar dari kehidupan orang-orang yang menurutku luar biasa.
Berada di KAMMI memang bukan pilihan tapi dengan bertahan disini luar biasa, banyak hal yang di dapat. Bertemu dengan orang-orang yang luar biasa. Ada banyak faktor-faktor yang membuatku semakin mencintai wajihah ini. Awalnya memang biasa-biasa saja, hadir disetiap agenda bukan karena rasa memiliki wajihah ini tapi lebih karena takut disilaturahmii oleh teteh-teteh senior KAMMI, apalagi posisi hanya staf apa ngaruhnya? fikirku (Lucu memang). Samapai pada akhirnya di tahun 2009 beberapa penguin (pengurus inti) KAMMI ada yang KKN (Kuliah Kerja Nyata) termasuk Ketua Departemen Putri (Deputi) oleh karena itu akupun jadi korban menggantikan beliau untuk jadi PJS (Penanggungjawab sementara). Kenapa jadi korban? Ya karena ga ngerti muslimah KAMMI harus diapakan, wong sebelumnya ga pernah diamanhkan disana. Tapi berdasarkan beberapa rasionalisasi dari beberapa penguin yang akan KKN, akhirnya aku mencoba untuk menerimanya, Cuma sebulan saja, nanti juga akan diambil lagi. Awalanya aku fikir berada di departemen muslimah itu akan lebih gampang jika dibandingkan dengan departemen lain karena yang diurusnya hanya Akhwat saja. Tapi ternyata setelah dijalani ngurus akhwat itu lebih susah dari hanya sekedar berorasi dijalanan, masalah disana-sini tidak bisa menyelesaikan, belum program kerja yang harusnya di landingkan dibulan itu semuanya kacau, waktu itu hanya satu proker yang terlandingkan yaitu Ta’lim Khusus Akhwat, itupun hanya satu kali karena didesak oleh Ketua PJS disetiap Syuro penguin. Hah pokonya pembelajaran luar biasa. Belum lagi masalah banyaknya kader baru yang merasa “kecewa” terhadapa KAMMI karena salah satunya agenda Mukhoyam KAMMI yang tidak jadi, padahal persiapannya sudah hampir 70%. Dan mungkin juga kejadian ini menjadi salah satu yang memicu kekesalan dari ketua PJS ingin mengundurkan diri (mungkin). Wah pokonya waktu itu suasana semakin kacau, hampir semua orang panik. Sampai-sampai dari kampus pun “turun” untuk ikut andil menyelesaikan masalah “luar biasa” ini. Dan akhirya selama beberapa pekan KAMMI UIN mengalami kekosongan pemimpin (low power). Karena pemimpinnya ingin menenangkan diri dulu sejenak (katanya!). Selama qiyadah tidak ada, KAMMI UIN serasa “Ayam kehilangan induknya”. Aku juga tidak tahu harus menyampaikan apa ke kader terkait masalah Qiyadah yang “bertahanuts”. Tapi akhirnya Allhamdulillah Qiyadah kami kembali lagi setelah berujlah sekian lama. Entah di goa mana menyendiri-nya? yang jelas Beliau menghilang untuk sementara waktu. Dan waktu itu jelas saja aku marah besar pada beliau. Aku tahu, memang tidak ada larangan bagi seorang kader dakwah untuk “berhenti sejenak”. Asal dengan syarat rehatnya itu untuk memulihkan kembali, merefresh, mengisi ulang “energi-energi” yang mungkin sudah terlalu lama digunakan. Dan waktu itu juga aku berharap seperti itu pada Alloh.
Jika berbagi cerita di KAMMI aku rasa tidak akan ada habisnya, semuanya terlalu mengesankan untuk dilupakan. Dan tidak ada amanah yang membuatku paling “menyakitkan” selain saat di amanahi sebagai sekdept Kaderisasi. Kenapa? Banyak alasan, salah satunya karena merasa tidak punya kafa’ah disana. Sehingga sedih kalau kembali mengenang kaderisasi akhwat tahun 2009-2010. Tidak kuasa untuk diceritakan. Biarlah, biar menjadi ibroh untuk kehidupan selanjutnya.
Yang jelas sekian lama aku disini, Aku banyak belajar tentang arti ukhuwah, arti tadhiyah, arti perjuangan, arti keikhlasan, arti kebahagiaa, arti kesedihan, arti kekecewaan, dan arti-arti yang lainnya. Semuanya telah mengajarkanku untuk tetap bertahan disaat yang lain menghilang, tetap teguh disaat yang lain runtuh, tetap maju disaat yang lain mundur. Yah begitulah dakwah KAMMI mengajarkanku tentang banyak hal. Dan banyak halnya itulah yang akhirnya membuatku semakin terang untuk mengenal-Nya. Dan itulah yang menyebabkan aku berani mengatakan aku telah “jatuh cinta” pada KAMMI. “Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat-saat ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintahlah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia di sekeliling kita” (Ust. Anis Matta dalam bukunya Serial Cinta). Yah semua yang kualami, kulewati, semuanya telah mengubah persepsi hidupku, aku semakin mengenal-Nya dan senantiasa berusaha untuk mencintai-Nya meskipun Kesempurnaan sangat mustahil untuk kuraih, biarlah ke-sempurnaan-Nyalah yang membuatku senantiasa memotivasiku untuk tetap berjuang dan semakin mencintai-Nya. Waallahua’lambishawab.
Pondok Annida, Juli 2010
Ilalang8@gmail.com